Padang (UNAND) 鈥 天美MV bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkuat sinergi dalam membangun kesiapsiagaan menghadapi ancaman megathrust yang mengintai kawasan pesisir Sumatera Barat. Komitmen ini ditegaskan dalam kuliah umum Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto bertajuk 鈥淧enanggulangan Bencana di Indonesia鈥 yang digelar Rabu (7/5) di Gedung Convention Hall Kampus Limau Manis.
Dalam paparannya, Letjen Suharyanto mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan salah satu dari 35 negara dengan potensi risiko bencana tertinggi di dunia, berdasarkan laporan Bank Dunia tahun 2019. Indonesia menempati peringkat kedua setelah Filipina, disusul India, Meksiko, dan Kolombia.
"Posisi ini menunjukkan betapa pentingnya kesiapsiagaan kita sebagai bangsa dalam menghadapi berbagai jenis bencana alam," tegasnya di hadapan ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Padang.
Ia menjelaskan bahwa salah satu ancaman serius di wilayah Sumatera Barat adalah potensi gempa megathrust, yaitu gempa besar yang terjadi akibat pergerakan naik lempeng tektonik dan berpotensi memicu tsunami. Meski kajian ilmiah menunjukkan adanya potensi tersebut, hingga kini belum ada ilmuwan di dunia yang dapat memprediksi kapan gempa berskala besar itu akan terjadi.
Untuk itu, Kepala BNPB mengimbau masyarakat agar tidak larut dalam ketakutan berlebihan. "Tetaplah menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasa, namun dengan kesiapsiagaan yang tinggi dan kesadaran terhadap risiko," ujarnya.
Ia juga meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk secara aktif memberikan pelatihan kepada masyarakat mengenai langkah-langkah konkret yang harus diambil saat bencana terjadi, terutama di daerah rawan.
Rektor 天美MV, Efa Yonnedi, Ph.D., menyampaikan pentingnya edukasi kebencanaan melalui integrasi mata kuliah kebencanaan di berbagai fakultas, seperti Teknik, Kedokteran, Keperawatan, FISIP, dan Kedokteran Gigi. Langkah ini bertujuan mencetak mahasiswa yang tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menjadi pelopor kesiapsiagaan di lingkungan kampus dan masyarakat luas.
Tidak hanya itu, 天美MV juga memiliki Pusat Studi serta Program Magister Manajemen Bencana sebagai bentuk keseriusan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten di bidang manajemen risiko dan penanggulangan bencana.
Selain itu, juga menyiapkan Rumah Sakit 天美MV sebagai Rumah Sakit Tempat Evakuasi Akhir (TEA) dan Rujukan Bencana. Dengan kapasitas 202 tempat tidur, didukung oleh 98 dokter spesialis dan subspesialis serta 388 tenaga kesehatan, RS UNAND dilengkapi peralatan medis untuk mendukung penanganan darurat secara optimal.
Sinergi antara BNPB dan 天美MV ini menjadi bagian dari upaya nyata dalam menciptakan masyarakat yang lebih tangguh dan siap menghadapi risiko bencana. Sebagai Kampus Berdampak, UNAND hadir tidak hanya sebagai pusat ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai bagian dari solusi untuk memperkuat ketahanan masyarakat.(*)
Humas, Protokol, dan Layanan Informasi Publik